MUTIARA KEHIDUPAN

man jadda wajada

Jumat, 31 Desember 2010

Hold My Hand -Maher Zein-

I hear the flower's kinda crying loud
The breeze's sound in sad
Oh no
Tell me when did we become,
So cold and empty inside
Lost a way long time ago
Did we really turn out blind
We don't see that we keep hurting each other no
All we do is just fight

Now we share the same bright sun,
The same round moon
Why don't we share the same love
Tell me why not
Life is shorter than most have thought

Hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what we have left behind
Hold my hand my friend
We can save the good spirit of me and you
For another chance
And let's pray for a beautiful world
A beautiful world I share with you

Children seem like they've lost their smile
On the new blooded playgrounds
Oh no
How could we ignore
heartbreaking crying sounds
And we're still going on
Like nobody really cares
And we just stopped feeling all the pain because
Like it's a daily basic affair

No matter how far I might be
I'm always gonne be your neighbor
There's only one small planet where to be
So I'm always gonna be your neighbor
We cannot hide, we can't deny
That we're always gonna be neighbors
You're neighbor, my neighbor
We're neighbors

So hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what have left behind

So hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what have left behind
Hold my hand my friend
We can save the good spirit of me and you
For another chance
And let's pray for a beautiful world
A beautiful world I share with you

Jihad Para Ibu Dalam Pandangan Islam

Islam mengajarkan bahwa kaum ibu merupakan pihak yang sangat istimewa dan tinggi derajatnya. Oleh karena itu kita sangat akrab dengan hadits yang menjelaskan keharusan seorang sahabat agar memprioritaskan berbuat baik kepada ibunya. Bahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan keharusan tersebut sebanyak tiga kali sebelum beliau akhirnya juga menganjurkan sahabat tadi agar berbuat baik kepada ayahnya. Jadi ibaratnya keharusan menghormati dan berbuat baik seorang anak kepada ibunya sepatutnya lebih banyak tiga kali lipat daripada penghormatan dan perilaku baiknya terhadap sang ayah.

Mengapa kaum ibu sedemikian diutamakan? Karena mereka adalah fihak yang sejak masih mengandung anak saja sudah merasakan beban memikul tanggung-jawab membesarkan anak-anaknya. Mereka adalah pendamping, penyayang, pengasuh dan pengajar pertama dan utama bagi seorang anak. Ibu adalah fihak yang paling banyak direpotkan oleh anak semenjak mereka masih kecil. Begitu lahir anak menuntut air susu ibunya. Keinginan minum ASI seringkali tidak pandang waktu. Bisa jadi seorang ibu di tengah malam ”terpaksa” bangun mengorbankan waktu istirahatnya demi menyusui buah hatinya.
Seorang ibu juga direpotkan ketika anaknya ngompol dan buang air besar. Ibulah yang biasanya harus mencebok dan membersihkan anaknya. Semakin ikhlas seorang ibu mengerjakan semua aktifitas tadi maka semakin melekatlah si anak kepada dirinya. Di balik segala kerepotan tadi sesungguhnya terjalinlah ikatan hati yang semakin kokoh antara ibu dan anak. Itulah sebabnya ketika seseorang sudah dewasa sekalipun, tatkala dalam kesepian tidak jarang rasa rindu akan belaian tangan ibunya yang penuh kasih sayang terkenang kembali.

Dalam pepatah Arab ada ungkapan berbunyi Al-Ummu madrasah (ibu adalah sekolah). Benar, saudaraku. Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi setiap anak. Ibulah yang pertama kali mengajarkan banyak pelajaran awal tentang kehidupan kepada anak. Apalagi di zaman penuh fitnah seperti sekarang dimana al-ghazwu al-fikri (perang pemikiran/ perang budaya/ perang ideologi) datang menyerbu rumah-rumah kaum muslimin. Serbuan itu datang dari berbagai penjuru. Bisa dari televisi, internet, facebook, buku bacaan, komik, majalah, nyanyian, musik, pergaulan bahkan dari sekolah formal...! Maka kehadiran seorang ibu yang memiliki wawasan pengetahuan luas menjadi laksana penjaga benteng terakhir bagi anak-anaknya. Ibulah yang bertugas membentengi, memfilter dan mengarahkan anak-anak menghadapi berbagai serbuan perang budaya tadi.

Di masa kita dewasa ini saat mana faham ateisme, materialisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme begitu dominan mewarnai kehidupan masyarakat dunia, maka kehadiran seorang ibu sendirian mendampingi anak-anaknya kadang dirasa kurang memadai. Sehingga kerjasama antara ayah-mukmin dan ibu-mukminah sangat diperlukan. Dalam dunia modern anak-anak kita sangat perlu pengarahan yang sangat kokoh dan kompak dari kedua orang-tuanya sekaligus untuk meng-counter serangan musuh-musuh Islam yang pengaruh buruknya semakin hari semakin hegemonik.

Betapapun, seorang ayah tidak mungkin diharapkan untuk terus-menerus berada di rumah karena tuntutan mencari ma’isyah (penghasilan) bagi anak-isterinya. Oleh karenanya kehadiran dan keaktifan peran seorang ibu di rumah mendampingi anak-anaknya menjadi sangat strategis. Oleh karenanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyetarakan hadir dan aktifnya seorang ibu mendampingi anak-anaknya di rumah dengan aktifitas jihad fi sabilillah yang dilakukan oleh kaum pria di medan perang menghadapi musuh-musuh Allah.

Minggu, 31 Oktober 2010

Jalan dan Tujuan


Tujuan dan jalan merupakan satu paket untuk mengidentifikasikan jati diri mereka. Tujuan tanpa jalan akan membingungkan, dan jalan tanpa tujuan jelas bikin linglung. Jadi semestinya tidak ada yang menyanggah soal ini.
Tapi, dalam kehidupan kita hari ini, tujuan dan jalannya sudah tak lagi menjadi satu paket yang saling menjelaskan. Buktinya, ada orang yang mengajak kita ke sebuah tujuan tetapi dengan jalan yang menghancurkan dirinya sendiri. Ada juga orang yang mengajak kita menyusuri sebuah jalan tetapi dengan tujuan yang tidak bisa menerima jalannya itu.
Coba,  mari kita bergabung dengan teman-teman yang mengajak kita ke surga. Kita tentu sepakat, surga adalah tujuan yang baik, tujuan semua orang. Akan tetapi, ketika kita menapaki jalan yang mereka tunjukkan kita mulai bertanya, benarkah surga dapat dicapai dengan jalan yang mereka tunjukkan, yakni dengan jalan memakan buah kuldi yang jelas-jelas Allah melarang untuk memetiknya? Mungkin kita pernah ditawari sekejap surga dalam sebutir pil, dan menjadi tahu seperti apa surga yang diraih dengan jalan menenggak pil itu.
Tentu saja sebadung-badungnya kita, senakal-nakalnya kita, pastilah kita mengingkan surga sebagai akhir hidup kita. Tetapi pernahkah kita bertanya tentang surga itu ketika kita sedang  menapaki jalan yang sama sekli tak bisa menuntun kita kesana? Mengapa  kita hanya mau tahu tujuannya saja, tanpa pernah mau tahu dengan jalan yang kita tempuh? Apakah jelas akan mengantar kita ke tujuannya??
Jadi,,, kita harus mengetahui betul apakah jalan yang kita tempuh menjamin tujuannya dan tujuan yang sedang kita capai memang merupakan pasangan dari jalannya. Tanpa begini, kita hanya akan menjadi korban yang salah tujuan dan tujuan yang salah jalan.
Janganlah kita terpedaya nikmat dunia yang hanya menawarkan kenikmatan maya, yang membuat kita gelap mata, bisa-bisa pikiran kita pusing dibuatnya. Marilah kita menjadikan hari esok yang lebih baik dari pada hari ini. Kita songsong hari esok dengan segala amal perbuatan dan bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan, yang akhirnya membawa kita ke surgaNya. Ingat, rasa syukur itu yang kita curahkan tidak sebanding dengan limpahan rahmatNya (fie).  
Wallahua'lam bisshowab

Selasa, 12 Oktober 2010

Bingkai Kehidupan

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan


Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah,
Kan menjadi saksi pengorbanan


Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur'anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina


Allah adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur'an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah,
Cita-cita kami tertinggi


Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan


Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah,
Kan menjadi saksi pengorbanan


Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur'anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
AlMautu fi sabilillah, asma amanina


Allah adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur'an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah,
Cita-cita kami tertinggi
Cita-cita kami tertinggi

Jumat, 08 Oktober 2010

IDENTITAS, IDEALITA DAN REALITA REMAJA MUSLIM


Akhir-akhir ini, persoalan remaja jauh lebih rumit dari satu atau dua dekade yang lalu. Dulu orang tak mengenal remaja trek-trekan, mengenal pil psikotropika, video prono atau tawuran pelajar. Dalam lingkungan yang demikian “menyedihkan, kemudahan dan kenikmatan”, remaja hanya menjadi sasaran pasar produk-produk yang membahayakan. Tak ayal lagipara orang tua merasakan kecemasan dan rasa prihatin melihat kenyataan dunia remaja kita. Namun demikian, remaja kita juga tidak sedikit yang mampu bertahan hidup dengan nilai yang baik.

Karakteristik Remaja
Sebagai remaja, menurut Gunarsa (1991) mengatakan ada 10 ciri yaitu:
1.      Kecanggungan dalam pergaulan dan kelakuan dalam gerakan yang menyebabkan timbul perasaan rendah diri, acapkali terlihat perilaku berlebihan (over acting) untuk menutupi perasaan tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul.
2.      Terdapat ketidak-seimbangan secara keseluruhan emosi yang labil. Berubahnya emosional dan berubahnya suasana hati.
3.      Terdapat perombakan dalam petunjuk hidup, sehingga sering remaja menjadi umpan/mangsa bagi individu yang tidak tanggung jawab.
4.      Terdapat sikap menentang orang tua / orang dewasa yang menunjukkan ketidaktergantungan pada orang tua.
5.      Remaja ingin melepaskan diri dari ketergantungan orang tua tapi dilain pihak masih ingin mengecap kasih sayang orang tua.
6.      Kegelisahan, keadaan tidak tenang dan banyak keinginan yang tidak sanggup dipenuhi semua.
7.      Masa eksperimentasi / keinginan besar yang mendorong remaja melakukan segala perbuatan/ kegiatan orang dewasa.
8.      Eksplorasi keinginan untuk menjelajah alam sekitar (mendaki gunung / berpetualang, dsb).
9.      Banyak fantasi dan khayalan dan banyak hal tidak tercapai dapat dicapai dengan fantasi tersebut.
10.  Kecenderungan berkonfrontasi / membentuk kelompok bersama.

Sebuah Penyadaran
Melihat perilaku para remaja dan adanya indikasi fenomena perubahan sosial lingkungan, muncul suatu kekhawatiran akan ”kebenaran” perilaku remaja apabila tidak terbingkai dengan frame yang benar. Dan kita sebagai seorang muslim mempunyai pegangan hidup yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Islam merupakan agama yang paripurna, artinya seluruh aspek kehidupan manusia tidak ada yang lepas dari aturan Islam.
Kiat-kiat yang harus dilakukan remaja muslim dalam menghadapi kegamangan hidup antara lain:
1.      Selalu berpegang pada Al Qur’an dan As Sunnah yang merupakan satu-satunya rujukan yang dapat mengungkap semua kepelikan hidup.
2.      Bersikap kritis dan tidak ”membeo” (taqlid), mampu memilah-milah mana yang benar dan salah (QS. 26:69, 82). Apalagi di saat sekarang ini antara yang haq dan yang bathil terlihat transparan sekali.
3.      Menjadi penerus perjuangan menegakkan risalah Islam. Remaja hendaklah menjadi pilar penegak dakwah. Generasi yang sadar akan tugas tanggung jawabnya menjadi generasi idaman (QS. 52:21).
4.      Siap menjadi generasi tatkala kopndisi masyarakat jauh dari nilai-nilai kebenaran, atau dapat pula ikut serta membenahi kondisi moralitas umat.

Untuk dapat melakukan hal-hal tersebut di atas, butuh bekal untuk membingkai pemikiran dan perilaku kita antara lain:
1.      Membina diri dengan pembinaan yang islamai yang sesuai dengan futrah insaniyah kita (Al Qur’an dan As Sunnah), pelan tapi pasti, seimbang antara pikir, dzikir, dan dzahir.
2.      Selalu belajat-r menuntut ilmu agar bijaksana dalam melangkah.
3.      Berbenah diri agar mempunyai kepribadian yang tangguh, tidak mudah terprovokasi, siap memimpin tetapi juga siap untuk dipimpin.

-Fa-
(from wickz)

Kunjungan industri ke pabrik susu...

 Perjalanan ke Boyolali...







Pabrik susu CV. Cita Nasional...



Selasa, 21 September 2010

Demi Cinta Suci

Pernah hatiku luka pedih
Kerana dicalari cinta penuh duri
Lemas aku dalam dilema
Kata janji manis sungguh tak bermakna
 
Mencarimu kasih bagai mencari mutiara putih
Walau ke dasar lautan sanggup ku selami
Namun tak percaya apa yang telah aku terjumpa
Kau sebutir pasir tak berharga

Demi cinta yang suci

Ku rela korbankan kepentingan diri
Demi sinar bahagia
Ku hambakan diri pada-Nya yang Esa

Baru kini ku rasai nikmatnya cinta yang suci

Tiada terbanding dengan cinta yang kau beri
Ranjau yang berduri akan aku tabah menempuhnya
Menyubur iman di dalam jiwa

Demi cinta yang suci

Ku rela korbankan kepentingan diri
Demi sinar bahagia
Ku hambakan diri pada-Nya yang Esa
Demi cinta hakiki
Ku sanggup redahi apa yang terjadi

Apalah arti cinta suci

Andai janji-janji sering dimungkiri
Apalah arti cinta murni
Andai kata-kata sering didustai 

Mudahkanlah, ya Robb...

Ya Robb, pemilik seluruh kekuatan dan kekuasaan, penggenggam segala keputusan dan hati setiap insan,
sungguh tiada tempat kecuali padaMu, ketika gemuruh hati mengoyak di setiap kesempatan, ketika raga mulai lemah dan kehilangan sinar..untuk mengadu dan memohon pencerahan, berharap untuk Kau tunjukkan jalannya, hingga hati ini kembali suci dan tenang..

Sang memory terus berjalan, perlahan meninggalkan kisah yang pernah dijalani, entah itu keburukan atau kebaikan, dan Engkau terus memberikan banyak hikmah kepada insan yang lemah ini, dan terus Kau tunjukkan kasih sayang serta nikmat untuk hamba, meski tak jarang rasa jenuh itu kembali...

Jelas telah Engkau tautkan, jalan yang telah Engkau gariskan, meski kadang hamba tak paham, namun keyakinan-lah yang lebih berkuasa..dan hingga saat ini, ketika masih ada waktu untuk benar-benar menyelesaikannya, kekuatan dan keberanian itu belum muncul...

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain", (Al Insyirah:7)

Maka hamba ingin menyelesaikan urusan yang itu, urusan yang menyangkut hablun minannaas..meski masa yang telah berlalu adalah sesuatu yang sudah terlewat, namun kemungkinan-kemungkinan untuk menjadi masalah masih ada..

Ya Allah, sungguh Engkau-lah yang paling memahami apa yang terbaik untuk hamba, maka berilah jalan yang barokah untuk urusan ini, sehingga tali silaturahim tetap terjalin dengan baik, dan tiada hati yang tersakiti...

Ya Robb Sang Penguasa Hati, setiap insan hanyalah dapat merencanakan, sedang Engkau lah yang Maha menentukan, maka dengan mengharap keRidhoan dariMu, berikanlah ketenangan hati itu, dengan niatan-niatan yang tetap suci, hanya karenaMu ya Robb..

Sabtu, 28 Agustus 2010

semester 5

awal kuliah semester 5 ini, sudah dapat banyak pelajaran.

pertama, tentang pengertian junk food *
kalau di luar negeri sana, yang dianggap makanan sampah adalah makanan seperti burger, pizza, dan sejenisnya (maaf sebut merk)

tapi, pada kenyataannya, makanan sampah di Indonesia adalah makanan yang diambil dari sampah (dan kemudian diolah, dan dikonsumsi oleh masyarakat). Makanan ini diambil dari tempat-tempat pembuangan sampah, yang rata-rata diambil dari tempat sampah di restoran berbintang. Aduh, ironis sekali.

Lantas, kenapa ini bisa terjadi?
lagi-lagi, masalah pemerataan kecukupan gizi yang belum merata. Meskipun (maaf) pemerintah telah menetapkan anggaran negara untuk pemenuhan gizi rakyatnya, tapi masih belum ada pengontrolan sampai ke pelosok desa. (Nggak kayak zaman khalifah Umar ya..?? :(
yah semoga Allah senantiasa menjaga kita sebagai makhlukNya...

kedua, tentang pengolahan daging**
Waktu kuliah kemarin, Pak dosen memperlihatkan kepada kami video tentang "kekejaman" manusia terhadap hewan. MasyaAllah, miriiiss...
Mereka dikuliti dengan sangat kejam, dibunuh dengan disiksa. Ada yang dengan dialiri gas CO2, ada pula yang disengat listrik. Yang paling kejam, dikuliti HIDUP-HIDUP!!!
dan tahukah, untuk apa kulit-kulit hewan itu??
ia dinikmati oleh para desainer, membuat baju, jas kulit, sepatu, dll..
mereka begitu bangga, atas keelokan produk-produk mereka..

ketiga, tentang pengawetan dan pengemasan***
Dewasa ini, makin ada-ada saja ide dalam mengolah produk pangan. Dari produk makanan basah, sampai makanan kering. Sampai-sampai, ada juga gudheg instan, tiwul instan, semua yang instan-instan. Mungkin melihat pangsa pasar yang ternyata memang suka dengan hal-hal yang instan, ga ribet. maka dari itu, perlu diadakan pengawetan makanan yang dikemas dalam kemasan yang bikin awet.
tapi, tentu saja ada kelemahannya, yaitu produk yang diperoleh memang tidak sesegar yang asli. Yah, asal gizi tetap memenuhi, dan produk tetap aman.

* Jazakillah Prof Han, seorang Ibu yang banyak menginspirasi kami...
** Jazakallah pak, atas muhasabah videonya
***Meskipun kuliah pengemasan kemarin, yang eksklusif cuma 14 orang-dan ternyata pada ngantuk semua-

kemarin, hari ini dan esok

kita tak pernah tahu
apa yang akan terjadi esok
kita tak bisa menolak
apa yang sudah ditetapkan

aku, dia, engkau, mereka, dan kalian
tak ada yang mengerti sebelumnya

bila saja kalimat itu sudah tertata
biarkan ia bertahan
jangan kalian ganggu
jangan kalian gugat

meski hanya permintaan maaf yang terucap
lewat sebuah teka-teki kehidupan
meski tinggal seonggok kesabaran yang makin menipis
dan mencoba mempertahankannya
sampai ketika ia tiba
tersenyum...begitu manis

begitulah...
tak ada yang bisa mengalahkannya kecuali sebuah tekad
sebuah tujuan, sebuah niat
atau hanya bermodal keinginan, yang sangat kuat

bersikukuhlah,
tetap untuk tinggal
menata untuk meniti
meniti untuk berjalan
berjalan di atas kehidupan
kehidupan yang lebih baik, InsyaAllah

Sabtu, 21 Agustus 2010

Pantaskah...

tepat ketika semua telah saya baca, luruh semua kesombongan dan "rasa hebat" yang pernah terselip... bahkan merasa "tak pantas" itu muncul lagi...

Siapa saya? Sebaik apakah saya?

Ya Allah, Engkaulah yang Maha Mengetahui, dan Maha Menentukan, apa-apa yang telah Engkau gariskan untuk hambamu ini..
Jikalau jalan ini adalah yang terbaik, maka berilah kesabaran, dan jagalah hati dari segala pikiran atau prasangka buruk..
Sungguh, tak ada keinginan untuk mengingkarinya, namun buih-buih yang telah terlewat itu, membuat hati terkoyak..
Entah pembenaran apa yang hamba cari, hingga begitu sesak menyeruak disini..

Hingga saat ini, potongan-potongan jawaban itu masih terus bergelimpangan, mengombang-ambingkan banyak perasaan..

Jumat, 20 Agustus 2010

No word..

Still remember...

dia, mereka...
tepat saat itu, betapa dengan mudahnya angin membawa terbang sang kalbu, menelusuri lautan pasir yang belum pernah ia jamah, menapaki pegunungan yang tak kau ketahui alur perjalanannya, hingga kau terjatuh saat kau berada hampir menuju puncak...

Saat itu kau begitu lugu, meyakini bahwa hal itu adalah kekal, sehingga apa yang kau angankan bisa terkabul..yah, karena saat itu hanya sebuah angan kosong, tanpa ada tujuan yang terstruktur, bahkan kau tetap memacu kuda untuk berlari, meskipun engkau pun tak tahu kemana arahnya...

Saat itu kau menangis dan tertawa, namun apa yang kau lakukan itu, ternyata tiada guna..hanya kesenangan sesaat yang kau dapat, yang kemudian disambung dengan rasa kesal yang mendalam...

Mungkin engkau menyesal, mungkin engkau merasa malu, atau mungkin engkau sudah tak mau tahu dengan urusan saat itu..namun lihatlah saudaramu, ia masih terkungkung, terkurung tak berdaya melawannya, ketika engkau sudah mulai terbebas dari siksa dunia kala itu...

Tapi lihatlah kembali..ketika dia masih saja menghantui kehidupanmu, kehidupan kita..hingga kita yang harus dikorbankan..dan engkau, tetap bertahan dengan kesabaran dan keikhlasanmu...

Dan sekarang, engkau telah bebas, karena engkau benar-benar meninggalkan dunia itu..
tapi..tapi.. kau belum bebas sepenuhnya, selama hidup masih menyertaimu kawan..
Mungkin hukum alam, ketika ada yang pergi, maka ada yang datang..

Dan ketika duniamu telah berbeda, maka apa yang kau hadapi juga akan berbeda..yang terpenting adalah, kau tetap menghadapinya dengan senyum tawakal...

Tak semua orang mengerti apa yang menjadi jalan pikiranmu, memaksakan orang lain untuk mengikuti jalan pikiranmu, juga bukanlah sebuah solusi..jadi komunikasikanlah, dengan mereka, dengannya, dengan penuh kehati-hatian..

Dan tetaplah..tetap menjadi orang yang sabar, ikhlas serta qona'ah..agar setiap langkah ini menjadi ringan, sampai ketika saatnya nanti, ketika hal besar itu berlangsung, biarkan senyum suka dan duka itu menemanimu..

Engkaulah yang melaksanakannya, maka jagalah tekad dan niat ini...

Pasirpun Bisa Menjadi Mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya karena sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku” kata sang ibu sambil bercucuran air mata. “Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tanganpun, sehingga ibu tidak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu, kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat,” kata ibunya dengan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada hasilnya, tapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun – tahun lamanya.

Tanpa disadari, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.
Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh, dan mengkilap pun terbentuk dengan sempurna.

Dirinya kini sebagai hasil derita bertahun – tahun lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang hanya disantap orang

Umar bin Abdul Aziz

Saat Umar menerima amanah memegang kekuasaan, sebagai pemimpin Negara, maka dipilihlah sepuluh orang ulama yang shaleh dan terkemuka di Madinah, sebagai anggota majlis penasehatnya.

Saya ajak tuan-tuan berkumpul dalam majelis ini untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dijanjikan beroleh pahala dari Nya. Tuan-tuan akan menjadi pembantu saya dalam menegakkan kebenaran. Atas nama Allah, saya mengharap kepada tuan-tuan, seandainya tuan-tuan melihat tindakan saya nanti bertentangan dengan aturan dan hukum Allah, ingatkanlah saya dan tunjukkan saya jalan yang benar”, ungkap Umar.

Putera Abdul Aziz ini selalu mengawasi setiap etika, norma hukum, dan pelaksanaan nilai-nilai Islam. Ia memimpin umatnya dan membangun kebesarannya bukan dengan kehalusan budi, sikap, kerendahan hati terhadap sesame manusia, yang disertai dengan keadilan, kebijaksanaan serta kasih sayang, tanpa memilih-milih. Sampai Umar menerima tugas yang lebih besar lagi, diangkat menjadi pemimpin (khalifah), yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi.

Isterinya, Fatimah binti Abdul Malik, mengisahkan suatu peristiwa yang dialaminya, yaitu, “Suatu hari aku masuk ke kamarnya, dan kulihat ia sedang susuk di atas tikar sholatnya. Pipinya ditempelkan di atas tangannya, dan air matanya mengalir tanpa henti…"

Lalu, Fatimah bertanya, ”Mengapa engkau menangis seperti ini?”, tanya Fatimah. ”Oh..malangnya Fatimah, aku diberi tugas mengurus seperti ini..Yang menjadi buah pikiranku adalah nasib si miskin yang kelaparan, orang yang merintih kesakitan, orang yang terasing di negeri ini, orang-orang tua renta, janda yang sendirian, orang-orang yang mempunyai tanggungan keluarga yang besar dengan penghasilan yang sangat kecil, dan orang-orang yang senasib dengan mereka di ujung seluruh pelosok negeri, baik di timur maupun barat, di utara mapun selatan.”

Wahai isteriku, aku tahu, Allah Azza wa Jalla akan meminta pertanggungjawaban kepadaku di hari kiamat kelak, sedangkan pembela mereka adalah Rasulullah SAW”, keluh Umar.

Wahai pemimpin, malulah engkau pada Umar, malulah engkau pada Allah SWT. Wallahua’lam bishowab.

Rabu, 18 Agustus 2010

Menutup Wasilah Menuju Zina*


Maraknya perzinaan pada zaman sekarang ini, sungguh merupakan fenomena pahit yang tidak dapat dipungkiri. Baik zina yang dilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi, suka sama suka ataupun terpaksa. Perzinaan dengan berbagai motif yang beragam.

Setelah menyaksikan betapa buruknya perbuatan zina dan jeleknya akibat yang ditimbulkan di tengah masyarakat, kemudian satu sama lain saling tuding dan menyalahkan. Banyak diantara kita bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi?

Semua itu terjadi karena masing-masing insan tidak lagi mengindahkan rambu-rambu syari’at. Allah SWT telah memberikan langkah preventif untuk membentengi manusia dari kekejian zina, antara lain:
  1. Allah SWT memerintahkan kaum wanita supaya tetap tinggal di rumah, kecuali karena suatu hajat/keperluan, dan melarang bertabarruj (menampakkan perhiasannya)
-QS Al Ahzab:33- dan Rasulullah SAW bersabda: ”Wanita itu aurat. Maka jika keluar, ia diintai oleh syaithan” (HR At Tirmidzi dan perawinya tsiqah).
  1. Allah SWT memerintahkan kaum wanita agar menutup auratnya di hadapan laki-laki bukan mahramnya/menutup jilbab ke seluruh tubuh (QS Al Ahzab:59).
  2. Allah SWT melarang wanita keluar rumah dengan memakai minyak wangi. Sabda Rasulullah, ”Wanita mana saja yang keluar dengan memakai parfum, lalu melewati kaum laki-laki hingga mereka dapat mencium bau harumnya, maka sesungguhnya ia telah berzina” (Hadits hasan riwayat Ahmad).
  3. Allah SWT memerintahkan kaum mukminin dan mukminat untuk menundukkan pandangan mereka dari perkara yang diharamkan, karena mata adalah panah syaithan yang dapat merusak hati manusia (QS An Nuur:30-31)
  4. Allah SWT melarang memasuki rumah orang lain, kecuali setelah meminta ijin. Hikmahnya agar pandangan mata terhindar dari perkara yang tidak boleh dilihat, juga untuk menghindari prasangka buruk dan saling curiga antara kedua belah pihak. (QS An Nur:27).
  5. Allah SWT melarang seorang laki-laki berkhalwat (berdua-duaan) dengan wanita yang bukan mahram. Rasulullah SAW bersabda, ”Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita, karena sesungguhnya syaithan yang menjadi ketiganya (Hadits hasan riwayat Ahmad).
  6. Allah SWT melarang ikhtilath (percampurbauran) antara laki-laki dan perempuan, agar supaya mereka tidak bebas saling memandang dan bersentuhan.
  7. Allah SWT melarang seorang wanita bersafar tanpa disertai mahramnya. Sabda Rasulullah SAW, ”Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita, kecuali bersama mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bersafar(bepergian), kecuali bersama mahramnya”. Seseorang berdiri lalu berkata, Ya Rasulullah, istri saya keluar untuk mengerjakan haji, dan saya mendaftarkan diri untuk peperangan ini dan ini”. Maka beliau bersabda, ”Pergilah dan berhajilah bersama istrimu”. (HR. Bukhari-Muslim).
  8. Allah SWT melarang seorang wanita melembutkan suaranya ketika berbicara dengan laki-laki yang bukan mahramnya (QS Al Ahzab:32).
  9. Allah SWT memerintahkan kita agar membersihkan seluruh anggota badan dari zina kecil. Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas setiap bani adam bagiannya dari zina yang tidak boleh tidak mesti ia dapatkan. Maka zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, zina hati adalah berangan-angan dan tertarik, dan farj (kemaluan) membenarkan hal itu atau mendustakannya”. (HR. Bukhari-Muslim).
  10. Allah SWT memerintahkan agar para pemuda yang telah mampu memberikan nafkah lahir dan batin agar segera menikah. Dan memerintahkan yang belum mampu menikah untuk membentengi diri dengan berpuasa. Rasulullah SAW bersabda, ”Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, hendaklah ia menikah. Karena yang demikian itu lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena itu adalah tameng bagi kalian” (HR. Bukhari-Muslim)

*Artikel dari teman..
Bismillah, semoga bisa mengingatkan diri sendiri, dan bermanfaat untuk saudara2ku..

Selasa, 17 Agustus 2010

Sepenggal Rindu

Dalam sepenggal waktu
Telah termaktub seribu kata
Menuju 1 hal yang dituju
Untuk sebuah rasa

Ketika hati berusaha tunduk
Pada apa yang telah terucap
Ketika asa pun turut bertamu
Membantu azzam yang sedang berjalan

Bukan dengan membunuh waktu
Mencoba agar semakin singkat
Mencoba untuk berlari
Mengaejar sang deadline

Namun satu keyakinan
Yang masih menyelimuti
Atas tujuan akhir
Menjadikan semangat yang terselubung

Tetaplah, melakukan apa yang harus kau lakukan
Biarkan, deru angin menerbangkan debu
Jika itu membuat ia senang
Berkelana dan berkeliling

Yang diyakini
Yang dirasakan
dan,
Yang ingin dilakukan

Bersatulah, memupuk bangunan yang indah
meski peradaban itu,
datang ketika esok tiba

Kamis, 12 Agustus 2010

SEHAT & SEGAR

SEHAT & SEGAR
Untuk menghindari kebiasaan kurang sehat, perlu pengaturan makan dan minum pada saat sahur atau berbuka puasa, agar tubuh kita tetap sehat dan segar sepanjang hari selama berpuasa.
Pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang masuk ke tubuh kita relatif tidak sebanyak hari-hari biasa.
Berikut ini beberapa tips khusus saat sahur dan berbuka puasa agar tubuh kita tetap sehat dan segar selama bulan puasa sehingga terhindar dari kebiasaan yang kurang sehat:

SAAT SAHUR :
• Jangan lupa selalu mengkonsumsi makanan bergizi baik pada saat sahur atau berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
• Agar Anda mampu menahan rasa lapar, perbanyaklah mengkonsumsi jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah. Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat.
• Upayakan untuk mencegah dehidrasi tubuh dengan banyak minum air putih pada malam hari. Hal ini penting dilakukan, karena pada siang hari aktivitas kita cenderung banyak mengeluarkan keringat baik di luar ruangan atau ruang ber-AC.
• Selain memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein, sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar sepanjang hari.
• Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.
• Bagi penderita sakit lambung makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mie, daging berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka, cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.
• Setelah makan sahur jangan langsung tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.

SAAT BERBUKA :
• Jangan langsung minum air dingin atau es, sebaliknya biasakanlah berbuka dengan minuman yang hangat. Perut yang kosong bisa menjadi kembung, bila Anda langsung berbuka puasa dengan air dingin, karena asam lambung dalam tubuh kita akan terbentuk semakin banyak.
• Kemudian beristirahatlah kurang lebih satu jam sebelum menyantap hidangan berbuka yang telah dihidangkan. Tujuannya untuk memberikan keseimbangan terlebih dahulu pada pencernaan kita. Ingat, jangan mengkonsumsi makanan berlebihan dan makanan asinan.
• Berbuka puasa hendaknya dilakukan secara bertahap dan tidak terburu-buru agar lambung tidak “kaget”. Dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat karena lambung membutuhkan ruangan kosong untuk mencerna makanan. Untuk meringankan kerja pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
• Bagi mereka yang berat badannya melebihi berat badan ideal, sebaiknya selama berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterolnya, misalnya lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, es krim. “Selain lebih banyak mengkonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng.”
• Sedang bagi mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susunya dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya).
• Bagi mereka yang berusia lanjut, aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.
• Setelah berbuka puasa jangan langsung tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.

BEBAS BAU MULUT:
Berpuasa berarti tidak ada asupan melalui mulut sehingga tidak jarang malah menyebabkan bau mulut. Bau mulut selama berpuasa memang terasa agak mengganggu. Apalagi ketika pekerjaan kita mengharuskan berinteraksi dengan orang banyak, kita pasti tidak mau ada rasa canggung karena bau mulut.
Jika kita tahu cara menyiasatinya, ternyata kita bisa menjalankan puasa tanpa bau mulut. Sebaiknya periksakan gigi secara teratur untuk membersihkan plak/karang gigi dan menjaga kesehatan gusi, sehingga selama berpuasa tidak akan terganggu oleh masalah mulut dan gigi.
Berikut ini beberapa tips agar terbebas dari bau mulut. Ayo kita coba dan buktikan!
1. Hindari menyantap hidangan yang beraroma ‘aduhai’ seperti petai, jengkol, bawang mentah pada saat bersantap sahur.
2. Selesai makan sahur, minum air putih banyak-banyak.
3. Menggosok gigi dan menyikat lidah setelah makan dan menjelang tidur. Permukaan lidah yang tak rata memungkinkan adanya sisa makanan tersangkut di sana.
4. Berkumur dengan larutan khusus (antiseptik) untuk menghilangkan bau mulut.
5. Di lingkungan keluarga Arab ada kebiasan mengunyah sejumput adas manis sehabis makan. Setelah dikunyah dan disisip airnya, ampasnya dibuang. Aroma adas manis yang harumnya mirip aroma obat batuk benar-benar ‘pencuci mulut’ yang bisa diandalkan saat puasa.
6. Sahur dengan menu sayuran tumis atau sayur bening dan ditutup dengan semangkuk buah segar.
7. Air rebusan daun sirih dapat digunakan untuk berkumur setelah makan sahur. Air rebusan sirih berfungsi sebagai antibakteri penyebab bau mulut.

TERNYATA KULIT KITA BISA MENDENGAR


Tak hanya dengan telinga, menurut penelitian terabru, kita ternyata juga bias mendengarkan lewat kulit. Berdasarkan percobaan bersama para sukarelawan yang mendengarkan suku-suku kata tertentu, sementara udara dihembuskan pada kulit mereka, terbukti bahwa otak manusia menerima dan menyatukan informasi dari berbagai indra untuk membentuk gambaran daerah sekitar.
Tim penelitian melakukan fokus pada suara-suara yang mengeluarkan embusan napas ketika diucapkan, seperti ”pa” dan ”ta”, dan juga suara-suara tanpa embusan, seperti ”ba” dan ”da”.
Para partisipan yang matanya ditutup mendengarkan suara pria yang mengucapkan keempat suku kata itu dan harus menekan tombol untuk menjawab,apakah suara yang mereka dengar itu ”pa”, ”ta”, ”ba”, atau ”da”. Para partisipan terbagi menjadi tiga kelompok, masing-masing 22 orang. Grup pertama mendengarkan semua suku kata itu sementara udara diembuskan ke tangan mereka. Grup kedua dengan hembusan ke leher. Adapun grup  ketiga tanpa embusan sama sekali.
Sekitar 10 % dari total kejadian adalah, ketika udara diembuskan ke kulit, para partisipan salah menebak suku kata yang mestinya tidak bermbusan sebagai yang bermbusan. Jadi, ketika ”ba” diucapkan, partisipan yang menerima embusan udara mengira mereka mendengar ”pa”. Grup pengendali tidak menunjukkan terjadinya salah tangkap seperti itu.
Penelitian lanjutan, saat para partisipan disentuh kulitnya, bukan diembuskan udara, menunjukkan bahwa tak terjadi kesalahan antara suara yang memiliki embusan atau tidak.

*Disarikan dari buletin ”Al Hisyam” FP UNS

Rabu, 11 Agustus 2010

Aku cemburu...

bukankah kita tak boleh cemburu?
ya saya tau,,dan saya sangat mengerti, bahwa nikmat Allah itu tiada kiranya, untuk seluruh hambanya. Semua sudah dibagi adil untuk kita, para hamba.
Tapi,, kadang kecemburuan itu muncul, ketika saya tak bisa "berjuang" maksimal, seperti sahabat2 di zaman Rasulullah, atu minimal, seperti kawan2 perjuangan di jalan kebenaran ini. Waktu yang Allah berikan sama, tapi tak jarang sesuatu yang sia2 dilakukan, sesuatu yang hanya mementingkan ego terjadi, atau bahkan kemalasan yang sering menghantui.
Aku cemburu...
melihat semangat mereka,
mendengar lantunan cerita2 dari pengalaman mereka,
membaca aura kesenangan di wajah2 riang penuh peluh mereka,

sekali lagi, aku cemburu..tapi bolehkah?

Senin, 09 Agustus 2010



Sabtu, 07 Agustus 2010

Chip memory


memory,
tentang semua kisah, tentang semua pengalaman.
memory,
tidak akan pernah hilang dari pandangan hati. 
Tetap saja disitu, meski raga sudah berganti.
Karena 'mereka' adalah karya, yang sudah berlalu.
memory, 
biarkanlah ia tetap tinggal bersama waktu.

segala sesuatu yang pernah terjadi dalam kehidupan kita, jangan pernah disesali. Seburuk apapun itu, yang perlu disimpan baik-baik adalah pelajaran atau hikmah. Karena manusia hidup dalam berbagai pilihan, jadi terkadang pilihan itu tidak sesuai. Bahkan, pilihan itu pernah membuat jatuh ke dalam lubang. Lubang yang bisa membuat hina, bila terus ada di situ. Tapi lubang itu bisa ditutup, kapan saja kita mau. Asal kita mau membuka hati, menerima kebaikan-kebaikan yang mencoba masuk ke dalam relung kebenaran. Dengan keluwesan itu, hati akan tetap ‘hidup’. Cobalah untuk melapangkan pandangan, kalau perlu keluarlah dari ’zona nyaman’ mu. Itu akan lebih mendidikmu menjadi seseorang yang bijaksana dan adil dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Memory,
Biarkan ia mengendap disini

Rabu, 28 Juli 2010

karena persahabatan dan perpisahan itu..penuh perjuangan

~menutup mata untuk mengingat masa silam~

saat itu ramai sekali, penuh kocak dan suasana senang, tanpa beban..
ibarat kupu-kupu yang baru saja mencapai puncak metamorfosa nya..

kupu itu hinggap pada kelopak bunga kamboja,
meski tak seharum melati, tapi kupu senang hinggap disitu..
karena kamboja lebih aman dari pada mawar..

~menyimak dari kejauhan, merasakan banyak getaran~

waktu berjalan, hingga keramaian itu surut
sempat ia kembali berteriak, membuat "saat2 itu kembali hidup"
meski tak sempurna
meski tanpa bagian2 dari puzzle yang pernah tersusun rapi
meski disana ada banyak getaran yang lain

~bersinar dalam beberapa waktu, dan kemudian meredup kembali~

ada kalanya setelah saat2 itu,
ibarat seorang anak kecil mencari ibundanya
dan ketika mereka bertemu, sang anak memeluk erat ibunda, sambil menangis
mengharu biru,
penuh kekuatan
dengan ikatan
sangat kuat

~bahkan setelah meredup, cahaya nya sirna. lenyap. hilang. terbang. menguap~

tanda tanya besar.
memenuhi lubang penuh cerita
berlari menjauh, tapi tetap tak lepas
menembus keinginan untuk mencoba kembali

~sepi, hingga masa setelah silam itu kembail~

Senin, 26 Juli 2010

SOSIS DAN CHICKEN NUGGET GIZI VS MURAH

Pada saat ini perkembangan konsumsi terhadap daging ayam sudah bervariasi. Disamping daging ayam segar, masyarakat bisa memilih daging olahan seperti Nugget, Sosis, Bakso dengan berbagai merk dagang. Untuk mendapatkannya pun sudah semakin mudah, kalau dulu produk-produk frozen tersebut hanya ada di supermarket, maka saat ini produk frozen sudah tersedia di outlet-outlet toko makanan, pasar becek, bahkan di kantin sekolah, di gerobak-gerobak dorong, banyak yang memperjual belikan produk tersebut dalam bentuk gorengan.

Pengetahuan terhadap produk tersebut saat ini sudah sangat baik, dibandingkan 5 tahun lalu. Segmentasinya pun sudah meluas, sosis dan nugget sudah bukan lagi makanan orang kelas atas. Supermarket dan Hypermarket sudah menyediakan Nugget dan Sosis dengan kemasan yang mewah, hingga Nugget dan Sosis Curah dengan harga yang murah. Masyarakat tinggal memilih, tanggal muda beli yang mahal, tanggal tua beli yang curah atau sebaliknya.

Di luar supermarket apalagi, di pasar becek, variasi produk lebih luar biasa. Nugget dan Sosis dengan berbagai merek di tata di freezer dan bahkan hanya di taruh di atas lapak tanpa fasilitas pendingin. Luar biasa, di segmen pasar becek tersebut, lalu lintas perdagangannya tumbuh pesat. Hal teserbut dikarenakan ada beberapa variasi produk yang akhirnya dipakai sebagai komoditi dan dijual kembali di kantin dan di depan sekolah dalam bentuk gorengan. Beribu-ribu Abang Penggoreng memperjualbelikan produk sosis, Tempura, Skalop, Nugget, dan Kornet. Akhirnya para produsen produk frozen pun berlomba lomba memenuhi kebutuhan Abang Penggoreng Sosis.

Perlombaan antar produsen Froozen Food semakin menggelora, ketika permintaan akan produk frozen yang murah dan bisa dijual kembali semakin tinggi. Abang Penggoreng Sosis pun semakin giat bekerja, karena mereka mendapatkan berbagai dukungan dari produsen, begitu juga agen-agen mereka. Semakin lama semakin banyak untungnya. Dan akhirnya mereka punya ide, kalo saja mereka bisa membuatnya sendiri di rumah? Mengapa harus beli ke pabrik?.

Maka dimulailah industri rumah tangga, yang membuat Nugget, Sosis, Sate dan banyak lagi. Asal mereka bisa goreng, dan anak anak suka? Maka untung akan didulang. Maka menjadi sah-sah saja, di depan sekolah anak kita, Abang Penggoreng Sosis tidak lagi menjual sosis beneran. Mereka memilih menjual produk buatan mereka sendiri, dengan rasa gurih, penuh MSG.

Di supermarket pelaku bisnis Frozen Food juga semakin kreatif. Tapi sayang kreativitas mereka tidak diimbangi rasa kasihan terhadap konsumen. Dibuatlah Nugget Curah, Sosis Curah, Dari bahan tepung dengan perasa ayam kuat. Dan tentu saja harganya Murah.


Bagaimana dengan Gizinya?

Perlahan lahan akhirnya konsumen terbiasa mengenal nugget dengan aroma rasa curah yang murah, nugget dan sosis murah dengan bahan baku seadanya, gizi cukupnya. Semakin lama semakin tinggi permintaan produk “seadanya”, semakin bergairah produsen berkreasi dan memenuhinya. Tentu saja jangan tanya gizinya, mereka sudah tidak perlu lagi memakai daging ayam bagus untuk membuat Nugget. Sehingga jadilah Nugget dari kepala leher, Nugget dari tepung dengan perasa ayam. Konsumen mereka adalah Abang Penggoreng Sosis, yang luar biasa bekerja memasarkan kepada anak anak kita.

Dulu ketika awal Abang Penggoreng Sosis masih menjual Sosis, Nugget, Baso yang diproduksi oleh pabrik besar, pastilah nilai gizi dan takaran proteinnya dapat dipertanggung jawabkan. Pabrikan sekelas Japfa Confeed, Charoen Pokphand Indonesia, Sierad Produce dan terakhir Wonokoyo, sangat concern terhadap nilai gizi produk yang diproduksinya. Karena mereka juga mempunyai raw material yang cukup untuk memperduksi Frozen Food. Saat ini Abang Penggoreng Sosis sudah mulai pintar memodifikasi barang jualannya. Mereka menjual tidak hanya sosis, nugget, baso dari pabrikan tersebut, namun mereka menjual : tempura, sate kakap, kornet boneka, karage mawar, nugget donat, yang diproduksi oleh Rumah Tangga. Tentu saja syarat gizi dan higienitas produknya tidak bisa lagi dapat disamakan dengan produksi perusahaan besar.

Frozen Food atau Bukan?

Frozen food sebenarnya produk makanan yang mensyaratkan penyimpanan di tempat beku minus 18 derajat celcius. Dengan model pengawetan tersebut, sedikit diperlukan bahan pengawet atau bahkan tidak perlu lagi ada bahan pengawet. Tentu saja perlakuan terhadap produk frozen sangat istimewa. Mulai dari proses produksinya, penyimpanan di gudang produksi, proses distribusinya, hingga proses penjualan retailnya hingga bagaimana menyimpan produk di tempat konsumen. Sehingga seharusnya frozen food adalah daging ayam olahan yang kualitasnya sama dengan daging segar. Ditambah dengan bumbu yang dapat menambah gairah makan anak anak.

Dengan Frozen Food, seharusnya ibu-ibu rumah tangga selalu dapat menyediakan gizi yang cukup untuk keluarganya. Demikian apabila semua proses produksi, distribusi dan perlakuan terhadap produk Frozen food sesuai dengan standar. Namun saat ini perkembangannya sangat memprihatinkan. Dimulai dari berkembangnya pembuatan Nugget dan produk frozen food sudah dapat diproduksi oleh industri rumah tangga. Tentu saja proses produksinya sangat sederhana. Dan maklum apabila proses pengawetannya tidak lagi melalui Quick Frozening Machine, sehingga benar-benar sempurna pembekuannya. Paling hanya disimpan di suhu frezer Box. Namun menurut pengamatan penulis, produk produk rumah tangga sangat awet di simpan di suhu ruang. Maka pasti di dalamnya di tambahkan pengawet. Jadi proses pengawetannya tidak lagi tergolong frozen food.

Maka dari itu, seharusnya pembaca betul-betul teliti bahwa sebenarnya makanan frozen food (sosis, nugget dan bermacam macam daging olahan further processing meat) seharusnya diawetkan dengan mekanisme pembekuan. Apabila dijumpai di pasar terdapat produk dengan keawetan yang luar biasa, tanpa disimpan dalam suhu yang disyaratkan, maka produk tersebut bukanlah produk frozen food. Dan yang pasti menggunakan bahan pengawet kimiawi.

Pilih Bergizi atau Murah

Untuk memenuhi gizi dan protein dalam konsumsi kelurga, sepatutnya tidak hanya mempertimbangkan harga. Tingkat konsumsi protein hewani (daging ayam) di Indonesia masih sangat rendah. Dengan variasi produk (chicken nugget, sosis, bakso) sebenarnya dapat membantu meningkatkan tingkat konsumsi terhadap daging ayam. Namun sayang sekali terkadang masyarakat masih memiliki kecenderungan mencari produk yang harganya murah, asal masih berasa AYAM. Dan ternyata para produsen terpaksa harus tergoda untuk memenuhi keinginan masyarakat untuk memproduksi barang murah tersebut, dan akhirnya dibuatlah Nugget, Sosis, Baso yang mementingkan RASA AYAM. Dan akhirnya seperti FX Rahardi (di harian KOMPAS), menyebut dan mencurigai bahwa nugget dibuat dari daging ayam sisa, MDM, Tulang.

Jadi akhirnya semestinya FX Rahardi lebih melihat mekanisme Action dan Reaction, mekanisme Supply and Demand, yang tambah lama bertambah menurunkan kualitas. Karena memang produsen sangat mengikuti kemauan konsumen. Karena konsumen juga akhirnya mencari akal untuk mencari produk yang murah, dan tumbuhnya produsen produsen rumah tangga. Dan yang paling menyedihkan, peranan pemerintah (Badan POM) yang pengawasannya sangat lemah. Mereka tidak pernah secara aktif mengikuti perkembangan industri makanan di pasar.

Pemenuhan gizi dan protein memang tidak selalu harus mahal, tapi bahan dan produk yang sehat dan higienis harusnya tetap menjadi pilihan Daging Ayam olahan yang berbentuk Chicken Nugget, Sosis, Baso harusnya diawasi benar oleh Badan POM, agar tidak lagi jauh melenceng dari syarat-syarat kesehatan. Tidak seperti saat ini, Nugget Curah di supermarket yang hanya berisi tepung, dengan perasa ayam, dibiarkan saja di jual dan tanpa ada pengawasan dari Badan Penguji dan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Badan POM mungkin sedang menanggung banyak pekerjaan, sehingga masyarakat dibiarkan mengkonsumsi produk yang sebenarnya bukan daging ayam.

diambil dari http://www.majalahinfovet.com
disusun oleh Drh Agus Rumboko, praktisi perunggasan alimnus FKH UGM

Meniti jalan di kampus

     Perjalanan dakwah memang sangat panjang. Bahkan lebih panjang dari umur pendakwahnya. Perjalanan itu dimulai jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Allah telah mengutus Nabi Adam as. Sebagai manusia pertama penyampai risalah dakwah dan dakwah itu akan berakhir hingga hari kiamat tiba. Dakwah adalah menyeru dan mengajak manusia manusia untuk kembali kefitrahnya yakni menyembah dan mengabdi kepada Allah Swt, menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Setiap pembawa risalah membawa amanah dakwah yang sama yakni untuk menegakkan kalimah ”LA ILAHAILLAALLAH” (QS. Al-Anbiya’ : 25).
     Mengingat panjangnya perjalanan dakwah yang harus di tempuh oleh kader dakwah, maka sangat pantas jika Allah mengharapkan orang-orang yang mampu melanjutkan risalah dakwah tersebut. Oleh karena itu, telah hadir sederetan nama-nama yang telah dipahatkan dengan tinta emas dalam lembaran-lembaran suci para mujahid-mujahid Allah, mulai dari masa ketika Nabi Adam di utus untuk menyampaikan risalah dakwah, sampai hadirnya Rosulullah saw sebagai penutup para nabi yang terdahulu dan bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia. Setelah rosul wafat maka amanah dakwah itu dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar as Shidiq, lalu Umar, Utsman , Ali dan selanjutnya masih banyak lagi nama-nama yang telah terukir dengan tinta emas sebagai mujahid dakwah, yang akhirnya amanah dakwah itu sampai kepada kita untuk mengembannya.
     Kampus diidentikkan dengan tempat berkumpulnya kaum intelektual. Mulai dari intelektual yang terlibat dalam organisasi, pengembangan ilmu pengetahuan, hingga yang hanya menempuh pendidikan biasa di kampus. Dalam perkembangannya kampus menjadi tempat ideologi-ideologi gerakan masyarakat melakukan kaderisasi dan penanaman ideologi masing-masing. Dinamika kampus yang sedemikian rupa, menjadikan kampus sebagai tempat yang strategis dalam mengembangkan kader-kader dakwah , karena dakwah pun membutuhkan orang-orang strategis (intelektual).
     Dakwah adalah suatu proses mengajak manusia kepada kebaikan. Dakwah kampus berarti dakwah yang prosesnya itu berlangsung dalam kampus. Sehingga pengampu dakwah di kampus itu adalah warga kampus , baik mahasiswa, karyawan, dan dosen kampus. Selain itu, masyarakat umum, atau khususnya masyarakat sekitar kampus juga menjadi objek dalam dakwah kampus. Ada perbedaan antara mahasiswa dengan dosen dan karyawan dalam mengampu dakwah kampus . dosen dan karyawan adalah kader dakwah kampus yang masuk ke dalam model dakwah profesi, objek dakwah mereka lebih pada orang-orang yang sesuai dengan profesi mereka. Sedangkan mahasiswa adalah kader dakwah yang langsung bersentuhan dengan objek dakwah yang bisa mencakup seluruh objek dakwah kampus, namun lebih diutamakan mahasiswanya dulu.
     Lebih daripada peran mahasiswa dalam dakwah kampus, kita sadar bahwa dakwah adalah suatu kerja yang terus menerus, bahkan ketika tujuan dakwah itu telah tercapai. Mahasiswa yang berdakwah di kampus akan melanjutkan kegiatan dakwahnya setelah ia selesai dengan perkuliahannya. Oleh karena itu fungsi dakwah kampus untuk para mahasiswa yang mengampu dakwah yang paling penting adalah mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia dakwah yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat umum. Sangat wajar jika kita sering mendengar bahwa “dakwah kampus itu adalah bagian kecil dari dakwah yang sesungguhnya”. Mahasiswa sebagai kader dakwah dalam konteks dakwah sesungguhnya adalah sedang berada pada masa penempaan menjadi kader dakwah sesungguhnya. Bukan berarti dakwah kampus adalah dakwah main-main. Tidak, bukan itu maksud dari masa penempaan itu. dakwah kampus dan segala dinamika didalamnya adalah gambaran kecil dari bagian dakwah yang lebih besar, dakwah masyarakat. Permasalahan dalam dakwah kampus adalah permasalahan yang levelnya masih berada di bawah dakwah masyarakat. Mengapa? Tentu saja karena objek dakwah yang cenderung lebih homogen dan kepentingan yang lebih sedikit pada dakwah kampus. Tantangan dakwah kampus sendiri lebih pada bentrokan ideologi. Mahasiswa adalah sosok yang menjadi sasaran penanaman ideologi, apapaun bentuk ideologi itu. ini adalah tantangan yang khas di kampus.

targetan hidup...

Bicara soal targetan hidup, sering kali disepelekan. Dengan berbagai alasan, seperti "kan sudah ditakdirkan", atau "yang penting jalani aja.." membuat hidup kurang teratur, dan tidak sesuai harapan. Tak ada salahnya kan, ketika kita merencanakan apa2 yang kita inginkan, walaupun akhirnya nanti, memang Allah-lah yang menentukan. Toh yang namanya ikhtiar, asal itu merujuk pada kebaikan, tak ada yang salah. Lantas, apalagi yang menghalangi?
kemalasan.
Yah, itu penyakit manusia segala umur, segala suku. Pernah ada yang mengatakan, "apa sudah bosen hidup, sampai malas merencanakan masa depan?" ya, buang jauh2 rasa malas itu..ketika kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, hasilnya pasti akan bermanfaat untuk kita, dan dapat menambah semangat untuk perencanaan-perencanaan selanjutnya..so, ayo susun dan tata ulang rencana hidup kita untuk hari esok..

Minggu, 25 Juli 2010

Buat donat yuukk..

Bahan A:
11 gr fermipan / gis / saft instan
1 sdt pelembut roti/BP
1 sdt garam
100 gr susu bubuk full cream
100 gr mentega
200 gr gula pasir
500 cc air
3 kuning telur
Vanili secukupnya

Bahan B:
1 kg tepung cakra

Cara:
Campur semua bahan A, aduk hingga merata. Kemudian, masukkan bahan B dan air sedikit demi sedikit, uleni hingga kalis. Diamkan adonan selama ± 10 menit. Setelah itu, buat bulatan-bulatan (dipulung) sesuai selera, diamkan 1 jam (sampai adonan terasa enteng), lalu goreng dalam minyak yang panas.

Hasil: 40 donat

*kalo mau pake meses, mentega yg d pake di aduk2 dulu ya, n ngolesinya kalo donatnya dah ga panas...^^

Jumat, 23 Juli 2010

millet

Indonesia kaya akan sumber bahan pangan baik umbi-umbian maupun serealia seperti ubi kayu, ubi jalar, ganyong, kelapa, sagu, sorghum, cantel, millet. Meskipun Indonesia memiliki banyak sumber bahan pangan lokal, namun impor gandum terus dilakukan dan terus meningkat tiap tahunya. Untuk menurunkan impor gandum perlu adanya substitusi atau pengganti gandum, Selama ini telah banyak dilakukan penelitian substitusi terigu dari bahan dasar lokal seperti ubi kayu, ubi jalar, koro-koroan, sorghum dan sebagainya. Namun penelitian tentang millet itu sendiri belum banyak dilakukan khususnya di Indonesia.
Millet adalah sejenis serealia berbiji kecil yang pernah menjadi makanan pokok masyarakat Asia Timur dan Tenggara sebelum mereka bercocok tanam padi. Millet termasuk tanaman ekonomi minor namun memiliki nilai kandungan gizi yang mirip dengan tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung, gandum, dan tanaman biji-bijian yang lain karena tanaman millet sendiri tergolong ke dalam jenis tanaman biji-bijian. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengenal millet sebagai sumber pangan sehingga selama ini tanaman millet hanya dijadikan sebagai pakan burung. Padahal di luar negeri millet sudah dimanfaatkan sebagai bubur, mie, dan kue kering. Bahkan, makanan tersebut mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan makanan yang terbuat dari tepung-tepung lain.
Menurut Ir. Hj. Rusdayani Amin,MS, tanaman millet tersebar hampir di seluruh Indonesia seperti pulau Buruh, Jember, termasuk di Sulawesi Selatan dan daerah lainnya. Tanaman ini sangat mudah untuk dibudidayakan karena ditanam pada lahan-lahan ladang penduduk dengan cara tanah yang gembur ditaburi dengan biji millet. Tanaman ini tidak memiliki musim dan bisa ditanam sepanjang tahun dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhannya. Selain itu juga tidak membutuhkan jenis tanah khusus. Oleh karena itu bisa ditanam dimana saja dengan cara ditabur. Dari segi ekonomi tidak membutuhkan biaya produksi yang tinggi, dalam pemeliharaannya sederhana karena tidak membutuhkan pestisida dan bahan kimia lainnya. Millet bisa hidup pada kesuburan tanah yang rendah, kelembaban rendah, dan kondisi lingkungan yang panas. Millet mempunyai masa tumbuh yang pendek dan produktivitas lebih tinggi pada kondisi lingkungan yang panas dan musim kering.
Millet menempati urutan ke-enam sebagai biji-bijian paling utama dan dikonsumsi 1/3 penduduk dunia (Karen, 2007). Millet merupakan salah satu sumber utama penyedia energi, protein, vitamin dan mineral; kaya vitamin B terutama niacin, B6 dan folacin juga asam amino esensial seperti isoleusin, leusin, fenilalanin dan treonin serta mengandung senyawa nitrilosida yang sangat berperan menghambat perkembangan sel kanker (anti kanker), juga menurunkan resiko penyakit jantung (arteriosclerosis, serangan jantung, stroke dan hipertensi). Biji millet mengandung karbohidrat dan protein yang tidak kalah dengan beras. Millet memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu sekitar 60 % (Malleshi, Desikacher, & Tharanathan, 1986). Potensi tanaman ini belum sepenuhnya dimanfaatkan seperti serealia lainnya, seperti gandum, beras, dan jagung. Pada umumnya serealia bisa dimanfaatkan/diolah menjadi produk roti, baik roti tawar maupun biskuit.
Biskuit merupakan produk pangan yag dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan dapat di produksi dalam skala industri (Hubies, dkk). Dalam SNI. 01.2973.1992 biskuit adalah produk makanan kering yang dibuat dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu, lemak, dan bahan pengembang dengan atau tanpa penambahan bahan makanan tambahan lain yang di ijinkan.
Biskuit banyak disukai oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari balita hingga orang dewasa. Biskuit merupakan produk pangan yang dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan dapat di prodksi dalam skala idustri (Hubeis dkk., 1997). Namun penelitian mengenai pembuatan biskuit dengan bahan baku millet sebagai substitusi terigu masih belum banyak di lakukan di indonesia. Kandungan serat pada millet cukup banyak, sehingga perlu di kembangkan mengenai pemanfaatan millet sebagai produk pangan.

Kamis, 22 Juli 2010

MSG,,bahaya atau tidak??

buka link ini aja ya...^_^
 http://www.facebook.com/notes/bso-pengabdian-masyarakat-himaghita/penyedap-rasa-tak-selamanya-bahaya/411853359925

Kamis, 15 Juli 2010

HIMAGHITA...

Jumat, 09 Juli 2010

Ada apa dengan-nya???

Teringat dalam pikiran saya, bahwa hidup ini....
"Jangan banyak menuntut, lebih baik introspeksi diri, apa yang sudah kau berikan, jangan hanya menuntut apa yang akan diberikan padamu, karena untukmu, lebih baik kau peroleh esok, ketika habis sudah kesempatanmu beramal di dunia..Lalu, jangan pula kau menyalahkan orang lain, atas kegagalan, atau belum tercapainya kesempatan itu untukmu, karena bisa jadi, kau yang belum maksimal, atau jangan-jangan, niatmu tak lurus, yang tak ikhlas, atau bahkan, kerjamu hanya untuk si dia, atau mereka..?? Cobalah untuk membuka mata, hati, dan pikiran, bahwa semua ini bukan hal instan, bukan untuk senang-senang, atau sekedar "mampir" saja..Cobalah, untuk sekedar merenungi, apalah arti semua ini, apa pula maksud dibalik nya, sampai tiba di penghujung kesempatan nati, ketika tak ada lagi nafas yang berhembus..."

Yah, mungkin seperti itu, sedikit gambaran dari kehidupan fana ini,..yang entah mengapa, masih banyak sekali, yang belum memahaminya, atau memahami tapi tak mau tau, tak ingin menyadarinya...Ah, siapkah kita tertimpa musibah, tanpa ada tabungan amal? Sungguh, akan sangat merugi nantinya, di dunia, maupun ketika kita diadili esok...

Amanah ini...
Bukan sebuah "permainan", bukan pula sebuah "musibah"...Saya yakin itu...
Lalu, bagaimana pula menghadapinya?? Ketika rasanya, amanah itu terasa berat, ketika semangat itu mengendur, ketika banyak hal tak diharapkan terjadi, ketika merasa sendiri....
Masih tersadar, apa yang kau lakukan, bukan karena dia (pemimpin, teman-teman, atau manusia lain)..tapi karena Dzat yang memberikan amanah ini kawan...yah, itulah yang terus mengingatkan, memperbaiki niatan-niatan kita...Rabb, jika memang seperti ini adanya, jadikan semua dalam ridhoMu...hanya ini yang kami harap...Jikalau tak ada lagi kuasa kami sebagai makhluk kecil tak berdaya ini...

Semangat kalian, usaha kalian, serta apa-apa yang telah kalian lakukan, adalah sebuah tabungan...Meyakini hal itu, semoga bisa menambah semangat, meleburkan ketakutan-ketakutan yang hanya ada di dunia fana ini...hmmmm...