MUTIARA KEHIDUPAN

man jadda wajada

Sabtu, 28 Agustus 2010

semester 5

awal kuliah semester 5 ini, sudah dapat banyak pelajaran.

pertama, tentang pengertian junk food *
kalau di luar negeri sana, yang dianggap makanan sampah adalah makanan seperti burger, pizza, dan sejenisnya (maaf sebut merk)

tapi, pada kenyataannya, makanan sampah di Indonesia adalah makanan yang diambil dari sampah (dan kemudian diolah, dan dikonsumsi oleh masyarakat). Makanan ini diambil dari tempat-tempat pembuangan sampah, yang rata-rata diambil dari tempat sampah di restoran berbintang. Aduh, ironis sekali.

Lantas, kenapa ini bisa terjadi?
lagi-lagi, masalah pemerataan kecukupan gizi yang belum merata. Meskipun (maaf) pemerintah telah menetapkan anggaran negara untuk pemenuhan gizi rakyatnya, tapi masih belum ada pengontrolan sampai ke pelosok desa. (Nggak kayak zaman khalifah Umar ya..?? :(
yah semoga Allah senantiasa menjaga kita sebagai makhlukNya...

kedua, tentang pengolahan daging**
Waktu kuliah kemarin, Pak dosen memperlihatkan kepada kami video tentang "kekejaman" manusia terhadap hewan. MasyaAllah, miriiiss...
Mereka dikuliti dengan sangat kejam, dibunuh dengan disiksa. Ada yang dengan dialiri gas CO2, ada pula yang disengat listrik. Yang paling kejam, dikuliti HIDUP-HIDUP!!!
dan tahukah, untuk apa kulit-kulit hewan itu??
ia dinikmati oleh para desainer, membuat baju, jas kulit, sepatu, dll..
mereka begitu bangga, atas keelokan produk-produk mereka..

ketiga, tentang pengawetan dan pengemasan***
Dewasa ini, makin ada-ada saja ide dalam mengolah produk pangan. Dari produk makanan basah, sampai makanan kering. Sampai-sampai, ada juga gudheg instan, tiwul instan, semua yang instan-instan. Mungkin melihat pangsa pasar yang ternyata memang suka dengan hal-hal yang instan, ga ribet. maka dari itu, perlu diadakan pengawetan makanan yang dikemas dalam kemasan yang bikin awet.
tapi, tentu saja ada kelemahannya, yaitu produk yang diperoleh memang tidak sesegar yang asli. Yah, asal gizi tetap memenuhi, dan produk tetap aman.

* Jazakillah Prof Han, seorang Ibu yang banyak menginspirasi kami...
** Jazakallah pak, atas muhasabah videonya
***Meskipun kuliah pengemasan kemarin, yang eksklusif cuma 14 orang-dan ternyata pada ngantuk semua-

kemarin, hari ini dan esok

kita tak pernah tahu
apa yang akan terjadi esok
kita tak bisa menolak
apa yang sudah ditetapkan

aku, dia, engkau, mereka, dan kalian
tak ada yang mengerti sebelumnya

bila saja kalimat itu sudah tertata
biarkan ia bertahan
jangan kalian ganggu
jangan kalian gugat

meski hanya permintaan maaf yang terucap
lewat sebuah teka-teki kehidupan
meski tinggal seonggok kesabaran yang makin menipis
dan mencoba mempertahankannya
sampai ketika ia tiba
tersenyum...begitu manis

begitulah...
tak ada yang bisa mengalahkannya kecuali sebuah tekad
sebuah tujuan, sebuah niat
atau hanya bermodal keinginan, yang sangat kuat

bersikukuhlah,
tetap untuk tinggal
menata untuk meniti
meniti untuk berjalan
berjalan di atas kehidupan
kehidupan yang lebih baik, InsyaAllah