MUTIARA KEHIDUPAN

man jadda wajada

Rabu, 11 Agustus 2010

Aku cemburu...

bukankah kita tak boleh cemburu?
ya saya tau,,dan saya sangat mengerti, bahwa nikmat Allah itu tiada kiranya, untuk seluruh hambanya. Semua sudah dibagi adil untuk kita, para hamba.
Tapi,, kadang kecemburuan itu muncul, ketika saya tak bisa "berjuang" maksimal, seperti sahabat2 di zaman Rasulullah, atu minimal, seperti kawan2 perjuangan di jalan kebenaran ini. Waktu yang Allah berikan sama, tapi tak jarang sesuatu yang sia2 dilakukan, sesuatu yang hanya mementingkan ego terjadi, atau bahkan kemalasan yang sering menghantui.
Aku cemburu...
melihat semangat mereka,
mendengar lantunan cerita2 dari pengalaman mereka,
membaca aura kesenangan di wajah2 riang penuh peluh mereka,

sekali lagi, aku cemburu..tapi bolehkah?

1 komentar:

“Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat cemburu dan orang-orang beriman juga memilikinya. Adapun rasa cemburu Allah ialah ketika melihat seorang hamba yang mengaku dirinya beriman kepada-Nya melakukan sesuatu yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari dan Nasa’i).

“Rasa cemburu ada yang disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci ialah yang tidak disertai alasan yang benar.” (HR. Abu Daud).


Rasulullah pernah bertanya pada istrinya, Aisyah Ummul Mukminin RA.: “Apakah engkau pernah merasa cemburu?” Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin orang seperti diriku ini tidak merasa cemburu jika memiliki seorang suami seperti dirimu.” (HR. Ahmad).